Goverment Shutdown dari Washington Melumpuhkan Bandara-Bandara Utama AS

Daftar Isi

Penutupan pemerintahan AS (government shutdown) terbaru, yang berlangsung dari 1 Oktober hingga 12 November, tercatat sebagai yang terlama dalam sejarah Amerika Serikat. Penutupan ini dipicu oleh perselisihan antara anggota parlemen Kongres dan Gedung Putih mengenai tingkat belanja federal serta perpanjangan subsidi layanan kesehatan. Akibat dari penutupan ini, staf federal yang dianggap penting tidak menerima gaji, tunjangan program bantuan nutrisi (SNAP) dibatasi, dan berbagai layanan publik lainnya terhambat atau dihentikan sepenuhnya.

Industri penerbangan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak secara signifikan. Selama periode penutupan, staf penerbangan tidak digaji, yang menyebabkan maskapai dan bandara kewalahan dalam menangani permintaan penumpang. Situasi ini memuncak pada pembatalan lebih dari 2.700 penerbangan dalam satu hari, disertai ribuan penundaan lainnya. Federal Aviation Administration (FAA) juga terpaksa mengeluarkan perintah pemotongan penerbangan di beberapa bandara utama AS, termasuk Bandara Internasional Newark Liberty di New Jersey dan Bandara Nasional Ronald Reagan Washington di Virginia.

Perintah pemotongan penerbangan tersebut tidak langsung maksimal. Awalnya, FAA menuntut pengurangan empat persen dari total penerbangan. Namun, seiring berlarutnya penutupan pemerintahan, persentase pemotongan penerbangan ini kemudian ditingkatkan hingga menjadi 10 persen. Tekanan pada sistem penerbangan ini semakin parah karena diperburuk oleh masalah kekurangan pekerja pengatur lalu lintas udara (ATC) yang memang sudah ada sebelumnya, yang kini terpaksa bekerja dengan jam yang lebih panjang untuk menutupi kekurangan staf.

Krisis sumber daya manusia terjadi di lapangan, di mana karyawan federal seperti petugas Transportation Security Administration (TSA) terpaksa bekerja tanpa kompensasi atau tidak bekerja sama sekali. Kondisi ini dilaporkan menyebabkan 15 hingga 20 karyawan mengundurkan diri setiap harinya. Jika penutupan ini terus berlanjut, para ahli memprediksi pemotongan penerbangan bisa mencapai 20 persen dan lebih banyak lagi karyawan yang akan mengundurkan diri. Situasi ini nyaris menimbulkan gangguan besar-besaran selama musim liburan Thanksgiving. Penutupan ini juga berdampak nyata bagi mahasiswa internasional, seperti di UCI, yang rencana liburannya terganggu dan dilaporkan mengalami stres berat akibat ketidakpastian ini.

Potensi gangguan yang lebih masif akhirnya dapat dihindari ketika Presiden Donald Trump menandatangani undang-undang untuk mengakhiri penutupan pada 12 November. Undang-undang ini lolos di DPR dengan perolehan suara 222-209 dan memperpanjang pendanaan pemerintah hingga 30 Januari. Meskipun demikian, industri penerbangan menderita kerugian besar yang diperkirakan membutuhkan waktu pemulihan selama berminggu-minggu. Pekerja TSA juga menyuarakan keprihatinan mengenai gaji dan beban kerja mereka pasca-penutupan. Selain itu, beberapa karyawan FAA memilih pensiun selama periode tersebut, yang berpotensi menyebabkan masalah penundaan penerbangan terus berlanjut.